Tatkala aku menyarungkan pedang
Dan bersimpuh di atas pangkuannya
Tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
Tangannya yang halus mulus membelai kepalaku
Bergetarlah seluruh jiwa ragaku
Musnahlah seluruh api semangat juangku
Namun… sang ibu berkata
Anakku sayang,
Apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang
Tancapkanlah kakimu dalam-dalam
Dan tetaplah terus bergumam
Sebab, gumam adalah mantra dari dewa-dewa
Gumam mengandung ribuan makna
Apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
Maka gumam akan berubah, menjadi teriakan-teriakan,
yang nantinya akan berubah, menjadi gelombang salju yang besar,
yang nantinya akan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan,
gedung-gedung yang dihuni kaum munafik
Tatanan negri ini sudah hancur anakku
Hancurkan oleh sang penguasa negri ini
Mereka hanya bisa bersolek di depan kaca
Tapi… membiarkan punggungnya penuh noda
Dan penuh kendir hitam yang baunya kemana-mana
Mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan parfum luar negri
Luar berbau wangi, di dalam penuh dengan bangkai
Dan hebatnya sang penguasa negri ini
Pandai bermain akrobat
Tubuhnya mampu dilipat-lipat
Yang akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat
Anakku…
Apabila pedang sudah kau cabut
Janganlah surut, janganlah bicara soal menang dan kalah
Sebab, menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi
Mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan
Keinginan hanyalah sebuah khayalan
Yang hanya akan melahirkan harta dan kekuasaan
Harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang terbang diudara
Anakku…
Asahlah pedang
Ajaklah mereka bertarung di tengah padang
Lalu tusukkan pedangmu di tengah-tengah selangkangan mereka
Biarkan darah tertumpah di negri ini
Satukan gumammu, menjadi …
REVOLUSI
by: Advo sejati
0 komentar:
Posting Komentar