KUALITAS KARET ALAM

1. Hubungan Viscositas mooney terhadap kualitas karet alam

- Viskositas Mooney karet alam (Hevea Brasiliensis) menunjukkan panjangnya rantai molekul karet atau berat molekul serta derajat pengikatan silang rantai molekulnya. Pada umumnya semakin tinggi berat molekul (BM) hidrokarbon karet semakin panjang rantai molekul dan semakin tinggi tahanan terhadap aliran dengan kata lain karetnya semakin viskous dan keras.

- Apabila berat molekul tinggi maka viskositas mooney akan naik à karet menjadi viskus dan keras sehingga energy yang dibutuhkan untuk melumat karet sangat besar maka akan kurang menguntungkan à Tidak dikehendaki oleh konsumen .

- Sebaliknya apabila viskositasnya rendah hidrokarbon karet dengan BM rendah membutuhkan energi yang lebih sedikit jumlahnya, tetapi sifat fisika yang dihasilkan kurang baik. Oleh karena itu karet alam dengan BM yang medium dapat memberikan titik temu antara energi yang hemat dengan sifat fisika yang unggul

- Karet Viskositas Mooney mantap (range viscositas antara 55-65 unit mooney) àtidak memerlukan proses premastikasi sehingga dapat menghemat energy dan biaya operasi à efisien àdikehendaki oleh konsumen.

Hubungan PRI terhadap kualitas karet alam :

- Nilai Plasticity Retention Index (PRI) merupakan suatu ukuran ketahanan karet terhadap pengusangan (oksidasi) pada suhu tinggi. Nilai PRI diukur dari besarnya keliatan karet mentah yang masih tertinggal apabila sampel karet tersebut dipanaskan selama 30 menit pada suhu 140oC

- Nilai PRI yang tinggi menunjukkan bahwa karet tahan terhadap oksidasi khususnya pada suhu tinggi.

- Sebaliknya karet dengan nilai PRI rendah akan peka terhadap oksidasi dan pada suhu yang tinggi akan cepat lunak.

- Faktor utama yang mempengaruhi nilai PRI adalah perimbangan antara prooksidan dan antioksidan dalam karet. Apabila antioksidannya lebih banyak, maka karetnya lebih tahan terhadap oksidasi dan nilai PRI-nya tinggi.

Hubungan Nilai Plastisitas Awal (Po) terhadap kualitas karet alam :

- Plastisitas awal merupakan ukuran plastisitas karet yang secara tidak langsung memperkirakan panjangnya rantai polimer molekul atau berat molekul (BM). Biasanya karet dengan nilai Po tinggi menunjukkan BM-nya tinggi.

- Syarat uji minimum Po=30 untuk semua jenis SIR berarti menunjukkan bahwa karet harus memiliki BM minimum rata- rata 1.300.000.

- Apabila SIR dengan Po kurang dari 30 biasanya disebabkan karet mengalami degradasi atau pemotongan rantai molekulnya, yang berakibat sifat fisiknya merosot.

2. Spesifikasi lateks segar :

a. Spesifikasi lateks segar dari berbagai sumber

Komponen

A (%)

B (%)

C (%)

D (%)

E (%)

Karet

Protein

Lipida Karbohidrat

Mineral

Abu

Air

Resin

Fosfolipid

Padatan total

Komp. Nitrogen

20 – 45

1,5

-

1

0,5

-

-

2

-

22 – 48

39

1,4

1

1,6

-

58,5

-

0,6

41,5

0,3

36

2

-

1,5

-

0,5

59

1,0

-

-

35,62

2,03

1,65

0,34

-

0,7

59,62

-

-

-

35,62

2,03

-

0,34

-

0,70

59,62

1,65

Sumber A : Tri Panji (1986) D : Webster (1989)

B : Fong (1979) E : Setyamidjaja (1993)

C : De Boer (1952)

Keterangan : kandungan lateks yang diantaranya protein, karbohidrat, sterol dan berbagai jenis lemak sehingga mudah sekali mengalami proses hidrolisis dan memacu aktivitas pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada lateks.

b. Mekanisme pembekuan lateks :

Partikel karet dalam cairan lateks diselubungi oleh protein sebagai stabilisator. Karena protein bermuatan maka partikel karet seolah- olah menjadi bermuatan sehingga akan saling tolak- menolak. Pada saat penambahan asam, berarti terjadi penambahan ion H+ pada asam amino sehingga pH turun dan mencapai titik isoelektris yaitu pH dimana protein mempunyai muatan positif = muatan negative. Sehingga akibatnya partikel karet akan saling mendekat dan menggumpal.

Keterangan :

- Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butiran-butiran karet yang terdapat pada cairan lateks supaya menjadi suatu gumpalan (koagulum).

- pH isoelektris untuk penggumpalan lateks = 4,8.

- Zat pembeku yang digunakan : Asam format 1-2% dan jumlahnya 350-370 ml/kg karet kering.

- Pada saat penambahan asam dilakukan pengadukan agar asam dapat tercampur merata dan buih yang timbul dihilangkan.

- Pembekuan dilakukan selama 2 jam.

- Pada akhir pembekuan dilakukan pemasangan sekat dari alumunium bertujuan agar bekuan lateks yang diperoleh mempunyai ukuran yang seragam.

- Setelah beku dilakukan penambahan air untuk mencegah lengketnya bekuan lateks dengan pembeku.

3. Produk- produk hilir yang dapat dibuat dari bahan baku karet alam :

a. Crepe

· Spesifikasi crepe terbagi atas tiga bagian, yaitu :

- No. 1-X : superior Quality Thin Plate Latex Crepe

- No. 1 : standar Quality Thin Plate Latex Crepe

Jenis krep untuk No. 1-X dan No. 1 harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : warna kuning pucat, tidak terdapat noda-noda, minyak, dan bahan-bahan lainnya.

- No. 2 : Fair average Quality Thin Plate Latex Crepe

Jenis ini boleh berwarna tidak kuning pucat, tetapi tidak boleh mengandung bintik-bintik, minyak kotoran dan bahan-bahan lainnya.

· Proses pembuatan krep dengan bahan baku lateks berlangsung dengan urutan pengolahan : penyaringan, pencampuran dan pengenceran lateks, pembekuan, penggilingan, pengeringan, sortasi dan pembungkusan

b. Sheet

· Spesifikasi mutu sheet terdiri dari : No.1-XRSS (Superior Quality Ribbed Smoked Sheet), No.1 RSS I (Standard Quality Ribbed Smoked Sheet), No.2 RSS (Good Fair Average Quality Ribbed Smoked Sheet), No. 3 RSS (Fair Average Quality Ribbed Smoked Sheet), No. 4 RSS (Low Fair Average Quality Ribbed Smoked Sheet)

· Cara pengolahan sit oleh perkebunan besar secara garis besar meliputi: penerimaan lateks, pengenceran, pembekuan, penggilingan, pengasapan, dan pengeringan, sortasi, dan pengepakan.

c. Crumb Rubber / karet remah

· Karet remah atau crumb rubber adalah produk karet alam yang relatif baru. Dalam Perdagangan dikenal dengan sebutan “karet spesifikasi teknis”, karena penentuan kualitas atau penjenisannya dilakukan secara teknis dengan analisis yang diteliti di laboratorium dan dengan mengunakan perlengkapan analisis yang mutakhir. Bentuk bongkah dibuat setelah bahan baku karet alam ini melalui peremahan lebih dahulu, sehingga disebut juga karet remah atau crumb rubber. Keuntungan pengolahan karet remah yaitu proses pengolahannya lebih cepat, produk lebih bersih dan lebih seragam, dan penyajiannya lebih menarik.

· Spesifikasi dari Crumb Rubber adalah dengan menggunakan standar yang dikenal dengan nama SIR (Standar Indonesia Rubber) yaitu : produk karet alam yang baik prosesing, ataupun penentuan kualitasnya, dilakukan secara spesifikasi teknis.

Adapun standar spesifikasi SIR adalah sebagai berikut :

Spesifikasi

SIR5

SIR20

SIR35

SIR50

Kadar kotoran (%)

Kadar Abu (%)

Kadar zat menguap (%)

0.05

0.50

1.00

0.20

0.75

1.00

0.35

1.00

1.00

0.50

1.25

1.00

d. Lateks Pekat

Lateks pekat merupakan bahan baku industri karet yang paling fleksibel dibandingkan dengan sit, krep, ataupun remah yang telah tersedia dalam bentuk tertentu. Pengolahannya berbagai macam cara yaitu dengan pemusingan, pendadihan, evaporasi dan dekantasi listrik.

e. Produk- produk jadi olahan karet seperti:

Ban, Bantalan karet antigempa, Kondom, Penghapus karet, Sarung tangan tipis dan tebal, Balon serta Karpet karet.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

mas kalo mau mengukur kdr zat menguap dan karbon itu, gimana rumusnya
(dari nuryanto_1984@yahoo.co.id atau nuryanto1984.blogspot.com)

Pisau Sadap Karet mengatakan...

thanks info karet alamnya

AjiK mengatakan...

Ada ngga lab yg bs menguji karet ky gt.. lab independen mksudnya

Unknown mengatakan...

berarti pada dasarnya kalo mau nentuin karet alami itu ph nya asam?

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar