Teknologi pengolahan buah kelapa muda telah tesedia, meskipun masih diperlukan beberapa penelitian untuk perbaikan atau melengkapi infomasi bahan baku yang sesuai. Diharapkan eknologi pengolahan buah kelapa muda akan lebih baik untuk menunjang upaya pengembanganya. Beberpa teknologi pengolahan yang tlah dihasilkan berpeluang untuk dikembangkan pada industri rumah tangga, atau petani, sedangkn hasil peneltianya akan sesuai digunakaan untuk industri yang skala besar, karena penangananya lebih higienis.
Mengingat bahwa teknologi pengolahan buah kelapa muda sebagian besar belum dipahami oleh sebagian rakyat Indonesia yang meliputi para pengolah bahan baku maupun par apetani yang menggunakan bahan baku buah kelapa, maka upaya yang dapat ditempuh untuk proses alih teknologi adalah melalui peltihan atau magang. Berdasarkan pengalaman. Cara ini sangat baik untuk dilakukan sehingga selesai pelatihan atau magang para peserta dapat langsung mengembangkan teknologi yang sudah diperoleh ditempat mereka masing-masing.
Apabila sumber daya manusia(SDM) dari petani kelapa maupun pengolahproduk pangan berbahan baku kelapa muda telah ditingkatkan, maka akan terbuka peluang diversifikasi produk dari buah kelapa muda. Dengan demikian akan membuka lapangan pekerjaan baru sekaligus terjadi peningkatan peendapatan petani.karena buah kelapa muda merupakan bahan makanan dan minuman yang bergizi tinggi, maka dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang berbahan baku kelapa muda akan meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat.
Akan tetapi sering terjadi apabila proses produksi telah diketahui, masalah lain yang juga menghambat adalah modal dan pemasaran produk. Kedua faktor ini harus ditangani sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Salah satu contoh, pendapatan dari buah kelapaa oleh seorang pedaganag pengumpul di pasar minggu Jakarta pada saat bulan puasa, adalah satu juta sehari dengan total penjualan 1.000-2.000 buah/ hari( Sinar Tani,2000). Pada saat selain bulan Romadhon dan hari besar hanya dapat manjual 400 buah/ hari, dengan harga Rp.1000 / buah, dimana dengan harga Rp.400,- di kalangan petani, apabila petani dapat menjual 100 buah kelapa perhari, maka pendapatan kotor per hari adalah Rp. 40.000 perhari. Apabila dalam satu bulan petani dapat menjual 2.400 buah kelapa dengan dengan harga kotor Rp. 400,-/ buah, maka pendapatan kotor adallah 960.000,- / bulan, bila biaya pendapatan panjat dan angkut sebesar 50% maka akan memperoleh Rp.48.000/ bulan( Rindengan dan Allorerung, 2003). Sedangkan dengan dibandingkan dengan penghasil kopra Rp.100.000,-/ bulan atau Rp.1.200.000/ tahun( Tarigan dan Mahmud,1999). Bila petani yang langsung menjual ke pasar, keuntungan akan lebih besar lagi. Masalahnya adalah trensportasi dan penguasaan pasar yang menghalangi mereka.disamping kedua masalah tersebut bila musim hujan permintaan akan menurun meskipun di bulanpuasa meningkat sehingga mempengaruhi pendapatan petani dan pedagang. Sebaliknya apabila cuacanya panas, jumlah pernmintaan buah kelapa muda meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar