Telur asin merupakan produk pangan yang memiliki karakteristik sebagaimana bahan pangan lain, yaitu mudah rusak dan busuk. Oleh karena itu bahan pangan ini memerlukan penanganan yang cermat sejak dari pengambilan dari kandang hingga penyimpanan di konsumen. Salah satu cara untuk mempertahankan kualitas telur adalah dengan pengawetan. Pengawetan yang paling mudah dan sering dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara pengasinan atau pembuatan telur asin. Namun demikian, ada sebuah fakta yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat pada umumnya, bahwasanya pada proses pengasinan ini hendaknya dilakukan dengan memperhatikan aspek kualitatif dan kuantitatif dari komponenen zat-zat gizi yang terkandung dalam telur sebagaimana kondisi awal telur sebelum diolah. Sebagai contoh, jika sampai terjadi kerusakan lemak atau minyak saat proses pengawetan, maka telur tersebut dapat menganggu kesehatan jika dikonsumsi, seperti menyebabkan penyakit jantung dan kolesterol.
Berawal dari hal tersebutlah sekelompok mahasiswi fakultas teknologi pertanian yang terdiri dari Eva Yuliana (TPHP’06), Dian Hendrati R (TPHP’06), Titis Bekti Utami (TIP’06), Anita Kumala Hapsari (TPHP’06) Yunda Maymanah R (TPHP’07), tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai bagaimana perlakuan yang harus diberikan pada telur asin yang dibuat oleh masyarakat agar tidak kehilangan atau rusak nutrisi-nutrisinya dalam proses pengasinan.
Melihat peluang ini, ASCONEWS kemudian mencoba menggali informasi mengenai penelitian yang dilakukan oleh para teknolog yang semua terdiri dari kaum hawa ini. Eva Yuliana, selaku ketua dari kelompok peneliti tersebut menuturkan bahwa ide untuk melakukan penelitian mengenai " Pengaruh Perendaman Telur Asin dalam Ekstrak Teh Hijau terhadap Kandungan Asam Lemak dan Daya terimanya" didapat setelah membaca sebuah jurnal penelitian yang mengungkapkan bahwa penambahan asap cair dalam proses pengasinan dapat mempertahankan asam asam lemak dalam telur, termasuk omega-3, sehingga telur yang dihasilkan mengandung omega-3 yang tinggi. Asap cair merupakan kondensat dari asap kayu yang mengandung berbagai senyawa dengan titik didih yang berbeda-beda. Asap cair ini memiliki sifat anti oksidatif dan dapat digolongkan sebagai anti oksidan alami. Senyawa yang berfungsi sebagai anti oksidan adalah fenol, terutama fenol dengan titik didih yang tinggi, yaitu 2,6-dimetoksifenol; 2,6dimetoksi-4metilfenol dan 2,6 dimetoksi-4-etilfenol yang juga dapat memberikan cita rasa yang spesifik. Fenol dengan titik didih yang rendah merupakan antioksidan yang lemah. Senyawa ini dapat menghambat oksidasi lemak, mencegah oksidasi lipida dengan mengstabilkan radikal bebas dan efektif mencegah kehilangan cita rasa akibat oksidasi lemak. berangkat dari hal inilah kemudian peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh perendaman telur asin dalam ekstrak teh hijau.
Selang 20 menit berlalu, wanita yang memiliki hobi tidur dan mendegarkan musik ini masih meneruskan penjelasannya meskipun tim dari ASCONEWS sudah terlihat bingung dan sulit menangkap apa yang disampaikan oleh beliau akibat penjelasannya yang terkesan sangat "ke-TPHP-an". “Teh hijau ini secara fungsional diharapkan dapat menggantikan pengunaan asap cair. Hal ini dimungkinkan karena dalam ekstrak daun teh terdapat larutan yang mengandung anti oksidan alami.” Demikian tutur dara muda yang lahir tgl 10 juli 1988 ini.
Hingga kini tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang akrab dipanggil eva ini baru berjalan 25% yaitu baru sampai tahap pengeraman. Menurut peneliti, proses yang membutuhkan waktu yang cukup lama adalah analisis laboratorium, karena peneliti berniat melakukan semua tahap analisis yang sangat banyak itu secara mandiri, tanpa melibatkan orang luar untuk menganalisis. Hal ini dikarenakan jika dimasukan ke laboratorium orang lain akan memakan biaya yang cukup besar. Kedepannya peneliti berharap agar penelitian yang mereka kerjakan dapat memberikan nilai tambah pada produk telur asin itu sendiri. Peneliti menuturkan, meskipun telur asin bukan merupakan bahan makanan pokok, namun tentunya telur asin ini akan bisa memberikan nutrisi gizi tambahan yang lebih pada masyarakat.
Peneliti yang juga pernah mendapatkan juara II di sebuah event penelitian tingkat provinsi yogyakarta ini juga menambahkan bahwa melakukan penelitian adalah pengalaman yang mengasikkan meskipun didalamnya kita harus berkorban waktu, tenaga, serta pikiran. Namun pengorbanan itu tentunya juga bukan merupakan pengobanan yang sia-sia. Karena ada banyak hikmah yang didapat dari pengalaman melakukan penelitian tersebut diantaranya menambah ilmu, teman, dan pengalaman, juga menjadi lebih dekat dengan dosen dan bisa lebih hapal dengan keadaan kampus karena sering bermalam di kampus hingga pukul 10.00 begitu ujar peneliti sambil berkelakar.
Intinya jangan pernah berhenti berusaha dalam berkarya, Jangan pernah ragu untuk mencoba, dan jangan putus asa sebelum proposal dikirim, selain juga dekati kakak angkatan dan sering sering baca jurnal penelitian begitu pesan yang di sampaikan pemegang motto hidup "Memayu Hayuning Bawono Kati Angencani Tiyasing Sesama" kepada adik-adik angkatan jika ingin melakukan penelitian dan mengikuti ajang seperti PKM.
Setelah wawancara yang cukup panjang itu mencapai puncaknya dan dirasa telah cukup ASCONEWS pun minta diri dan tidak berlama-lama menyita waktu dari peneliti yang tentunya sangat berharga, kamipun segera pamit dan mengucapakan terimakasih kepada peneliti atas kesediaanya membagi ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar